CILEGON, bantensatu.co.id – Malang benar nasib yang dialami seorang buruh harian lepas bernama Majani dari kampung Sumurajan, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang. Majani mengalami penganiayaan hanya karena tudingan usil yang di duga di lakukan tetangganya sendiri berinisial MLD.
Berawal dari SMS Mujani kepada temannya berinisial UF terkait seorang perempuan berinisial AJ yang sering main kerumah tetangganya dengan memakai motor scopy warna merah.
“saya hanya bertanya kepada teman saya UF melalui SMS, apakah perempuan inisial AJ itu anaknya, karena sering main kerumah tetangga saya bersama anak bujangan, kalau AJ datang bisa dari jam satu siang hingga jam lima sore baru pulang, namun teman saya bilang itu bukan anaknya tapi anak temannya,” kata Majani kepada wartawan.
“Teman saya UF menyarankan agar saya menegur AJ kalau datang ke rumah tetangganya, namun itu tidak saya lakukan takut saya di bilang usil,” tambahnya.
Majani mengatakan, isi SMS nya dengan UF di sceren shoot sama anak UF lalu dikirim ke AJ dan AJ Mengirim isi SMS itu kepacarnya anak dari MLD.
“kemungkinan isi SMS itu yang membuat tetangga saya MLD marah besar,” ujarnya.
Pada hari Selasa tanggal 5 April 2022 malam Rabu, lanjut Majani menceritakan, sehabis taraweh, Mujani bersama tetangganya makan seblak dan pulang sekitar pukul 21.30 wib, sampai di rumah, istri Majani menyuruhnya utuk masukin motor kedalam rumah.
“pas saya masukin motor, MLD langsung nyerobot masuk kedalam rumah dan bilang, Majani, kamu itu usil amat sama anak-anak saya dan keluarga saya, pas lihat anaknya lalu saya ngomong coba sini kalau kamu merasa misalkan saya usilin merasa kerugian uang berapa dan tanah berapa hektar yang saya rugi in, setelah saya jawab begitu, MLD langsung nyerobot dari belakang, balurin cengek ke mata saya, dijorokin dan di pukul hingga saya terjatuh,” ungkapnya.
Setelah terjatuh, kata Majani, MLD langsung mengeluarkan pisau dari pinggangnya hendak menusuknya pakai pisau, namun Istri Majani yang melihat kejadian itu langsung mendorong MLD.
“istri saya juga dipukul sama MLD, sambil berteriak minta tolong, istri saya menangkis pukulan MLD hingga tangan istri saya bengkak, istri saya juga melempari MLD dengan batu spilit yang kecil- kecil, saat itu istri saya pakai sarung, karena menangkis pukulan MLD sarung istri saya lepas hingga telanjang, anak-anak pada menangis sambil meluk saya,” kata Majani sambil menitikkan air mata.
Setelah kejadian itu, Majani menelepon saudaranya dan membawanya berobat ke Rumah Sakit Panggung Rawi.
“perawat mengeluarkan biji cabe dari mata saya, habis itu baru di lakukan visum, mata saya sangat perih dan panas, wajah juga bengkak kena pukul, malam itu juga kami langsung laporan ke Polres Cilegon, tapi Pak Polisi menyarankan untuk membuat laporan besok pagi aja karena kondisi saya tidak memungkinkan untuk di BAP,” ujarnya menjelaskan.
Besok paginya hari Rabu tanggal 6 April, Majani kembali ke Polres Cilegon untuk membuat laporan Polisi dengan Nomor: LP/176/IV/2022.
“saya sudah di BAP istri saya juga, saksi-saksi dan pelaku sudah di BAP, namun yang sangat saya sayangkan, kenapa pelaku tidak segera di tahan ya, pelaku masih bisa duduk enak di rumahnya. Informasi dari penyidik kasusnya sudah di naikkan ke penyidikan,” tuturnya.
Sementara itu, informasi yang berhasil di himpun wartawan mengatakan, kasus penganiyaan yang di alami Majani sudah naik ke penyidikan.
“kasus itu sudah naik ke penyidikan, kita minta korban sabar menunggu perkembangan dari penyidik,” kata Sigit Humas Polres Cilegon. (Pes)